Acep Zamzam Noor
Seorang bayi akan lahir dari benua sunyi ini
Begitu lama matamu terpejam, seakan menolak cahaya
Sesaat bintang-bintang berjatuhan menimpamu
Di ranjang, segalanya telah tersusun serba putih
Juga teronggok perasaanku yang letih –
Sedang di lehermu masih tersisa bekas gigitanku
Bola bumi harus terbelah dan kita akan terlempar
Ke jurang yang berlainan. Pelan-pelan matamu membuka
Masih kurasakan tatapanmu yang mengandung api
Juga senyumanmu yang gemetar –
Napasmu seakan memendam kabut yang tebal
Selain cahaya yang diam-diam memusnahkan kita
Dalam waktu. Masih kudengar suaramu yang sayup
Di antara selamat tinggalku yang terpendam
Tiba-tiba kukumu menekan pundakku keras sekali
Dan aku terbangun dari mimpi yang melelahkan –
Aku menggigil karena kehabisan kata-kata dan senyuman