Share |

Puisi 41

Acep Zamzam Noor

MARAK CAHAYA


Sunyi telah menitipkan sebaris puisi
Untuk kugulirkan kepadamu
Sunyi telah meneteskan setitik air
Untuk kucampur dengan airmatamu
Dan aku bertahan pada kepasrahan
Membaca kelam hingga mataku buta

Di padang kesadaran aku telah berkemah
Pada setiap butir pasir kuucapkan namamu
Di tebing karang kuulang tangis Adam
Kususuri jejak Ibrahim yang panjang
Hingga aku tersungkur di lembah Mina
Mencuci kain yang penuh kotoran dunia
Untuk kubalutkan sebagai selimut kekekalan

Tapi puisiku bukanlah gelombang dahsyat
Lemparan cahaya kemabukan ke angkasa raya
Puisiku bukanlah jerit para kafilah yang kalap
Menyanyikan namamu dengan suara membahana
Puisiku hanyalah desah kecil
Langkah letih menuju pusat matahari

Sebab sunyi telah menitipkan sebaris puisi
Untuk kugelindingkan ke halaman rumahmu
Sebab telah kuperas darah dari bukit batu penyesalanku
Untuk kucampur dengan gairahmu yang membara
Sebab di hatiku kini tumbuh dendam yang bernama cinta
Namun kebutaanku tak mungkin melihatmu yang marak cahaya
Prev Next Next