Acep Zamzam Noor
Dari lukisan-lukisan Cucchi atau patung-patung
Attardi. Tapi di mana letak roh dan cinta
Jika yang mengalir dari kelopak matamu
Bukan sekedar birahi? Ada susunan cahaya
Bertumpuk seperti kunang-kunang
Melukis kesunyian di bumi
Dari kerlip lampu. Tapi jika kecerdasan ibarat senja
Maka pengetahuan adalah cakrawala yang diwarnai
Semburat darahmu. Tak bisa kubaca apapun
Menatap cahaya merabunkan mataku yang nanar
Lebih baik kutulis sajak-sajak kasmaran untukmu
Serta kutanam mawar di gua-gua pertobatanku
Maafkanlah apabila kuhasratkan kiamat besar
Untuk lebur atas nama cinta. Isyarat matamu yang jenaka
Terlalu samar untuk kuraba dengan perasaanku yang liar
Sedang dari persembunyianku jauh di lubuk hati
Telah kuhabiskan seluruh musim dan matahari
Hingga aku kehilangan bumi untuk menapak
Serta langit untuk meletakkan kepala