Acep Zamzam Noor
Seperti patung di tengah air mancur itu
Dan waktu menjadi pohon yang ditinggalkan daun-daun
Aku ingat sebatang lilin di tengah laut malam hari
Di sini pun cahaya memperlebar wilayah kelamnya
Hingga kita bersudutan dengan tajam
Dalam keremangan yang mengeras
Antara undakan-undakan dan detik-detik
Yang menggenang. Bunyi gitar terdengar nyaring
Tapi segera dipatahkan angin yang runcing
Wajah pengamen itu menjadi pucat dan keperakan
Di tengah deretan hari-hari yang menyusut
Dan mengembun pada patung-patung
Yang bergerak-gerak tanpa lakon
Dan orang-orang masih berjalan dengan anjing
Atau anak-anak mereka yang menggigil
Kulihat lehermu menghijau seperti tembaga
Tapi segera mulut cahaya menyerapnya
Ke dalam lampu-lampu
Kekekalan memenuhi seluruh kolam
Kunang-kunang terbang, menjauh dan menghilang
Adalah pikiranmu yang masih terpatah-patah –
Di taman-taman lain yang lebih remang
Kulihat jurang-jurang yang digali cahaya
Seluruh hujan diterjunkan ke